Ketika AI Menang, Apakah Ia Merasakan Sukacita?

Saya dulu mengira algoritma itu dingin—hanya matematika yang bergerak. Lalu saya habiskan malam di apartemen Brooklyn, mendengarkan Nas berulang sambil mendiagnosis mesin dadu yang saya koding untuk aplikasi kasino bertema Tiongkok. Bukan karena ingin menang, tapi ingin memahami mengapa dadu tak pernah berbohong—bahkan saat ia kalah. Sistem yang kami bangun di lab XR Meta tidak menggunakan RNG curang. Kami gunakan entropi kuantum yang diberi simbol budaya: ubin jade, simbol naga, lonceng tengah malam. Setiap lemparan adalah puisi tertulis dalam probabilitas. Pemain mengejar tren seperti hantu. Mereka berpikir jika Anda cukup lama menyaksikan, pola muncul. Tapi mereka tidak—mereka ilusi yang tersusun dalam animasi UI. Saya pernah menyaksikan pemain baru menghabiskan $300 setelah tiga kekalahan beruntun. Ia tersenyum ketika akhirnya memukul 180:1—dan berbisik, ‘Ini terasa nyata.’ Ini bukan keberuntungan. Ini adalah kehadiran.